Minggu, 26 April 2009

GeliSaH Babak BarU

Pernahkah kamu :
- kesepian.. sampai ingin mati?
- merasakan cinta hanya datang dan pergi?
- merasa fisik ini sehat, namun sakit di hati?
- ingin menangis sepanjang waktu?
- tak tahu arah mana yang dituju? tak tahu tujuan hidupmu...?
- tak tahu apa yang dicari?

Apakah kamu pernah merasa :
- segar bugar, namun serasa ada yang hilang?
- gelisah yang tak jelas ujung pangkalnya? hanya gelisah.. dan gelisah... seperti ada yang kurang dalam hidupmu...
- semua baik-baik saja, tak ada masalah, namun resah selalu mengikutimu..??
- ingin mencintai tapi tak mampu..

Pernahkah kau :
- ingin merangkul Sang Kasih, namun tak mampu...
- tak sabar menanti kapan Kasih itu mampu bertahan hidup dalam hatimu...
- tak tahu, apa yang harus kau katakan pada-Nya saat Kasih datang...
- bingung.. antara gelisah... dan KASIH... dan kasih... dan tak tahu... dan terserah... dan akhirnya semua-nya menjadi liar....

Namun di atas semua itu,
selalu ada percaya bahwa semua akan indah pada waktunya...

===
Dia buka jalan, saat tiada jalan
Dengan cara yang ajaib, dibukanya jalanku
Dia menuntunku dan memeluk diriku
Dengan Kasih dan KuasaNya
Dia buka jalan....

Di belantara Dia tetap menuntunku
Sungai di gurun aku temui...
Langit kan berlalu tapi firmanNya tetap
saat ini Dia buka jalan..

Dengan Kasih dan Kuasa-Nya,
Dia buka jalan.
===

Namaste

DETIK

Seandainya setiap saat adalah seperti detik ini
dimana hati mencapai puncak kebahagiaan
tak terkatakan indahnya…

Damai yang kurasa
Cinta yang ada
tak ‘kan sanggup terlepas lagi
Berpadu satu
terbalut Kasih yang murni
kuyup sudah oleh derai air mata bahagia

Biarkan semua berlalu
asal dalam jiwa ini
ku tau Kemuliaan senantiasa tersenyum

Sayang,
hari esok mempunyai ceritanya sendiri
yang semua adalah misteri...
Mungkinkah ada galau, resah, dan rintih kesedihan di depan sana?

Namun tak apa.
Karena dalam hati ini,
Dia t’lah siapkan bahu-Nya, untukku bersandar,
Lengan-Nya slalu hadir, untuk memelukku,
Dia ’kan mengusap tiap tetes air mata,
Menciumku dengan penuh Kasih Sayang
UcapanNya akan selalu menyejukkan hati

Dan aku tahu,
semua akan baik-baik saja.
Dan detik itu-pun akan kembali hadir
memenuhi tiap sudut ruang Jiwaku

==
“There is nothing missing except "nothingness".
Once we find the "nothingness" within, nothing matters any more.
That is the end of loneliness, then we enjoy being alone.”
(Anand Krishna)

==

Jumat, 27 Maret 2009

Untuk Kekasih Jiwaku

Kulantunkan madah ini untukMu,
wahai Bumi, Guru, Kekasih dan Sahabat…
Dari hati yang paling dalam,
tak’kan bosan kukidungkan...
sebuah mazmur pujian hanya untukMu...

Lagu kasih dari PADI,
sederhana namun sangat menyentuh jiwa-ku :


HARMONI (PADI)

Aku mengenal dikau, tak cukup lama, separuh usiaku
Namun begitu banyak, pelajaran, yang aku terima

Reff:
Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
dan terwujud harmoni

Segala kebaikan, tak akan terhapus, oleh kepahitan
Kulapangkan resah jiwa, karna kupercaya, ’kan berujung indah.


Terimalah madah syukur-ku,
Walau tak kukenal baik dirimu,

”Namun begitu banyak, pelajaran yang aku terima....
Tinggal kulukis (hidupku ini) dengan tinta pesan damai....”

Salam Damai dan Kasih selalu
Namaste

Rabu, 25 Maret 2009

Cinta Pertama

Kekasih… kekasih…
Pergilah kau dari hatiku
Tak mau hatiku terbakar api

Kekasih... kekasih...
Kuingin kau selalu disini
Di sini... di dalam hatiku

Namun sayang....
Hatiku ini tak dapat menerima hatimu
Biarlah semuanya terus berlalu..
..... dst...dst....


Diciptakan oleh-ku sekitar tahun 1993-1994.
Lagu sederhana nan melankolis ini adalah lagu pertama dan terakhir yang kuciptakan dengan hati pedih dan air mata yang tak mau berhenti mengalir.... saat sendiri, aku sering menyanyikan lagu ini dengan hati yang kesepian...
Hahhahaha..... Ya, saat itu aku sedang bingung dan sangat patah hati.....
Patah hatiku yang pertama.... bahkan aku sempat menyanyikannya di kelas saat pelajaran menyanyi dengan gitar (duh....duhhh.... kaya’ apa aja... hehhee....)
Saat itu hidupku serasa runtuh...
(namun sekarang aku hanya bisa tertawa : hahhaha.... maklum cinta pertama.....ada aja kisahnya....)

Tahun 2009, akhirnya...
Seiring ”perjumpaan” yang ”kebetulan” dengan cinta lama... tepatnya pacar pertama saat SMP dulu, semua memori kembali datang membanjiri... pahit, sedih, susah, senang, bahagia... mengurai kembali apa yang terjadi dahulu....,
setelah ajang KLARIFIKASI SEJARAH...., yang ternyata hanyalah kesalahpahaman manusia muda biasa..... membuatku menjadi lebih dewasa.... memaksaku untuk bercermin, bahwa memang betul kata pepatah lawas sederhana dan mungkin sudah pula usang :

PENGALAMAN ADALAH GURU YANG BERHARGA,
dan (aku tambah pepatah ini untuk diriku sendiri)
KEGAGALAN ADALAH GURU PALING BERHARGA YANG HANYALAH ”TERASA KEJAM”

Apa yang terjadi dulu, tak pernah kusesali...
Aku mencintai
Aku dicintai
Kemudian kita saling mencintai
Dan saat Cinta pergi,
tak tau harus kucari kemana, hanya bisa menunggu, melihat, dan mendengar...
ku tak bosan menunggu
sampai saat itu datang
dan ternyata aku bisa bahagia
ya ... AKU BAHAGIA ...
Bahagia kar’na aku bisa menCinta tanpa cinta itu ada disini
Bahagia kar’na aku diijinkan untuk mencicipi manis Cinta dengan rasaNya yang semakin berkembang, seiring perjalanan hidupku...
dan ternyata Energi itu mampu membangkitkan Cinta yang lain,
yang ada di dalam diri....
dengan teramat hebat.

Thank you Guru..., my Lord..., my Love…
Thank you pa’, untuk mengajariku Arti Cinta dan Kehidupan...
Thank you juga buat mas, cinta pertamaku, yang ada di mana pun kamu berada
Tuhan memberkati
Namaste

Selasa, 10 Maret 2009

“ To be a DOCTOR is to be an ARTist “
Adalah kata-kata indah yang senantiasa terpatri dalam ingatanku sejak jaman kuliah hingga saat ini… Membuat aku senantiasa ingat bahwa tidak ada yang mustahil di hadapan Gusti Allah, tidak ada yang mutlak di dunia ini…

Menjadi seorang dokter, adalah :
Sebuah mimpi untuk membantu orang tanpa pamrih, mimpi yang diterjemahkan dalam hidup sehari-hari,
berpegang pada ilmu, “feeling”, pengalaman, logika, konsultasi sana-sini, dan terutama berpegang pada Kebesaran Allah.

Adalah saat dimana nona muda memintamu untuk melakukan aborsi dengan bayaran seekor ayam kampung kurus….
seorang tante kelas ekonomi menengah, menawar harga jasa menjadi separuhnya… seorang sejawat di milis berkata : seperti “transaksi bisnis di pasar tradisional”
Adalah saat dimana seorang pasien menanyakan umur, lulusan mana, sudah berapa tahun jadi dokter, kerja di rumah sakit mana, spesialis apa... dan kau diharapkan menjawabnya dengan senyum tulus...
Saat pasien mempertanyakan kompetensimu sebagai seorang dokter.

Saat dimana kau diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan,
dituntut untuk berpikir, berbuat cepat dan benar
Bila kau berbuat salah, kau akan mendapatkan ”label” yang sedikit ”miring”
Saat pasien memujamu,
Saat dia sembuh dan bisa kembali tersenyum
Saat dia senang berada dekatmu,
Saat dia bisa curhat apa saja padamu
Saat dia bisa menangis di hadapanmu
Saat dia sanggup telanjang di depanmu

Adalah saat dimana birokrasi dan kemanusiaan saling berbenturan,
dimana kau dapat puas bermain dengan nurani,
menimbang-nimbang antara hati dan uang....??
meladeni setiap pertanyaan atau mengejar jumlah kunjungan pasien...??

Kau ingin tidur, jalan-jalan, merasa lelah, capek, ingin teriak... *!$*!%@^^*#@$!!
Tapi tak bisa!
Karena kau harus melayani sesama dengan senyum mengembang lebar,
Menjalani mimpi yang jadi realita...
Menjalani “lakon”-ku di dunia ini

Menjadi seorang dokter
Adalah sebuah jalan untuk meniti ke dalam diri
Menemukan kembali pelita hati
Dan meletakkannya di atas, agar semua menjadi jelas
Bahwa tak ada yang perlu dicari di luar sana
Karena semua jawabnya ada disini.

Menjadi seorang dokter
adalah sebuah jalan untuk menjadi diri sendiri
berdamai dengan diri sendiri
dan mencintai diri apa adanya

Dalam karya dan cinta,
Salam sehat dan damai selalu
Tuhan memberkati
Namaste

Kamis, 25 September 2008

BUKU HARIAN YANG TERBUANG

Ini bukan kisah tentang hari-hari yang terbuang.
Bukan pula kisah tentang buku-buku yang terbuang.
Tapi ini benar-benar kisah tentang sebuah buku harian yang “terbuang”.
Sebenarnya lebih tepat : “Buku Harian yang Dibuang” (dalam arti sebenarnya). Itu sebabnya saya pakai tanda kutip pada kata terbuang, alasannya supaya enak didengar saja.

“ Saat kelas satu SD, buku yang masih kosong itu rapi tersimpan, karena memang tidak bisa digunakan untuk menulis pelajaran.

Suasana hati ibarat malam kelabu, tak ada manusia satu pun. Hari pun berlalu, dan pagi datang bersama cahaya yang menghangatkan, manusia pun bersibuk ria. Ketika tiba saatnya malam datang, kelabu pun muncul kembali, membuat hati kecil itu semakin resah dalam diam. Sambil memandang langit-langit, tak sengaja pandangan terpaku pada rak teratas, di sana ada pula seorang yang sedang sendiri.

Seiring berjalannya waktu, hati kecil dan Sisi bersahabat baik. Ya, buku itu punya nama. Kini, saat awan kelabu datang menghunjam ataupun saat gembira datang membanjiri kalbu, tak resah lagi hati itu.

Tahun demi tahun pun berlalu, Sisi pun beranak pinak. Hati yang dulu kecil, kini bertumbuh dengan suburnya. Ada kalanya awan-awan kelabu datang mengganggu. Awan kelabu yang sama, yang dulu sering datang mengganggu, yang membuat hati kecil resah tak karuan. Bila saat-saat itu datang kembali, dibaliknya lembar per lembar, dibacanya kembali apa yang pernah ditulis, semua permenungannya saat itu, dan seketika itu pula awan tak lagi kelabu. Ya, hati yang dulu kecil, tak lupa untuk belajar dari pengalaman.

Sekarang, saat hati itu menemukan tambatannya, Sisi pun melebur. Secara fisik, tak lagi terjamah. Ya, tambatan hati itu hidup. Bersama menjalani tawa dan tangis.

Hingga saat itu pun datang, dimana cinta, kesadaran, kenikmatan, kebahagiaan, dan pengharapan senantiasa hidup dalam segala lakon dunia ini.

Akhirnya,
Dimana tangis menjadi tak memilukan dan tawa tak menjadi euforia...
Keseimbangan pun datang...
Dan terciptalah sebuah simfoni penuh harmoni....
Di mana Aku dan aku, sama adanya.”

Dalam Karya dan Cinta
Namaste

Selasa, 26 Agustus 2008

Bagaimana Buah Dicerna?

Merupakan pengetahuan baru bagi saya. Sebenarnya tidak benar-benar baru. Dulu saat masih menyandang gelar ”dokter muda” (belum jadi dokter) alias S.Ked (Sarjana Kedokteran), yang notabene juga anak kos, saya gemar sekali ikut berbagai seminar. Bersama teman-teman, kami berpakaian rapi, dan dengan PD melakukan registrasi walau tanpa undangan di tangan. Kami sangat beruntung, tidak pernah sekalipun kami diusir keluar.

Tujuannya bisa ditebak. Seminar-seminar yang kami datangi selalu diadakan di hotel. Dan ”hotel” identik dengan ”makan enak”. Sejujurnya itulah tujuan utama kami. Bisa makan enak dan gratis.

Dari seluruh pengetahuan yang saya dengar saat seminar, hanya satu kalimat yang terngiang-ngiang di pikiran saya sampai saat ini. Kalimat ini diucapkan oleh salah seorang Guru Besar, yang akrab kami panggil Prof. Askandar. Beliau berkata, ”Sebaiknya buah-buahan dikonsumsi sebelum makan. Yang selama ini kita lakukan adalah mengkonsumsi buah setelah makan”

Kalimat itu hanya terngiang-ngiang saja, dan jarang sekali saya lakukan anjuran beliau. Sampai suatu saat, saya mengenal FOOD COMBINING. Salah satu prinsipnya adalah ”Makan Buah dengan Benar”. Bagaimanakah itu? Ternyata prinsipnya sama dengan yang pernah dikatakan oleh Profesor saya dulu.

Berikut ini, mungkin dapat menjadi informasi yang berguna bagi teman-teman yang membutuhkannya. Saya ringkas dari ”The Complete Book of Food Combining” oleh Kathryn Marsden (ahli nutrisi), ”Food Combining-Kombinasi Makan Serasi” oleh ibu Andang W. Gunawan (praktisi Food Combining dan ahli terapi nutrisi) dan Bpk.Wied Harry Apriadji (ahli gizi dan praktisi Food Combining).


PRINSIP PENCERNAAN BUAH-BUAHAN OLEH TUBUH KITA
A. Buah dimakan sendirian = dicerna tanpa usaha
B. Buah dimakan bersama makanan lain = tidak terlalu lancar

BUAH DIMAKAN SENDIRIAN = DICERNA TANPA USAHA
Buah-buahan sangat sedikit dicerna di dalam mulut dan sama sekali tidak dicerna di dalam perut. Tidak seperti penguraian protein dan pati yang menyerap banyak energi dari tubuh saat mereka melewati proses pencernaan, buah-buahan sangat sedikit membutuhkan energi. Jika dimakan tanpa makanan lain, buah-buahan dapat dengan cepat dan efisien bergerak ke proses pencernaan tahap berikutnya : usus halus.
Begitu berada di usus halus, berbagai jenis gula, vitamin, dan mineral alami dalam buah yang kita makan tadi dapat diserap dengan cepat. Ini sangat bermanfaat bagi tubuh kita.

BUAH DIMAKAN DENGAN MAKANAN LAIN = TIDAK TERLALU LANCAR
Bila buah-buahan (baik buah potong ataupun jus) dimakan/minum dengan atau sesaat setelah makan, pencernaan buah-buahan tersebut (yang sebenarnya cepat) akan tertunda dan tubuh akan kehilangan sebagian besar manfaatnya. Tidak itu saja, bahkan makanan lain pun menjadi rusak. Proses fermentasi atau pembusukan dapat terjadi lebih cepat, bakteri-bakteri mulai bekerja. Protein dan pati yang kita makan berfermentasi, menyebabkan keasaman, perut kembung, panas, dan gas (berbagai macam gangguan perut). Dengan demikian kita tak mendapatkan hasil maksimal dari pencernaan buah ataupun makanan lain yang dikonsumsi.

JADI........
BAGAIMANA SEBAIKNYA CARA KITA MAKAN BUAH-BUAHAN ?

  1. Makanlah buah, satu macam maupun beberapa, tidak dicampur dengan makanan jenis lain. Berilah tenggang waktu minimal 10-15 menit sebelum mengkonsumsi makanan lain. Diharapkan dalam waktu 10-15 menit, buah sudah tercerna dan zat-zat bergizinya sudah diserap oleh tubuh.
  2. "Saat perut kosong" berarti pada pagi hari, sesaat setelah bangun, sebagai kudapan di antara waktu-waktu makan, atau sebagai makanan pembuka, 10-15 menit sebelum waktu makan.
  3. Makanlah buah atau minum jus buah sedikit-sedikit agar tidak mengakibatkan lonjakan kadar gula darah secara mendadak.
  4. Ganti camilan Anda dengan buah. Boleh saja mengudap buah sepanjang hari, asal sekitar setengah jam sebelum makan, stop makan buah.

Nah, demikian sedikit informasi yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat. Bila ada kekurangan, mohon komentar dan masukannya.

Hidup Bahagia dan Sehat?
Saya yakin, pasti kita semua mendambakannya.
Salam Sehat !!